Kepala Pembagi Mesin Frais Adalah

Kepala pembagi standar memiliki ratio pasangan cacing adalah 1 : 40 dengan kata lain setiap tuas pemutar diputar 40 kali maka kepala akan berputar 1 putaran penuh (360°). Jika tuas pemutar pada gambar 1.3 diputar 1 kali maka kepala akan berputar 1/40 putaran (360/40) atau 9°. Inilah yang akan menjadi dasar pembagian tak langsung pada penggunaan kepala pembagi.

Seperti ditunjukan pada gambar 1.1 Pada kepala pembagi, kemiringan kepala dapat diatur dari -5° s/d 110°. Untuk mengatur kemiringan dengan cara mengendorkan baut pengunci sudut seperti ditunjukan pada gambar 1.2 dan gambar 1.4. Kemiringan ini diperlukan ketika membuat bevel gear (roda gigi payung)

Gambar 1.2 Tampak atas kepala pembagi

Gambar 1.3 tampak samping kanan kepala pembagi

Gambar 1.4 tampak depan kepala pembagi

Pembagian tak langsung.

Pembagian tak langsung didapatkan dari putaran poros cacing terhadap roda cacing yang dibantu oleh lubang-lubang keping pembagian pada poros cacing sebagai indeks. Pada kepala pembagi pembagian tak langsung diperoleh dari persamaan 1.1 berikut.

Keterangan dari persamaan 1.1  :

Nz       = Jumlah putaran engkol / tuas pemutar.

i           = ratio pasangan cacing (40)

z          = jumlah pembagian (jumlah gigi pada roda gigi yang dibuat)

Keping pembagian yang dipergunakan pada kepala pembagi ini antara lain :

Keping 1 depan           = 24, 25, 28, 30, 34

Keping 1 belakang      = 37, 38, 39, 41, 42, 43

Keping 2 depan           = 46, 47, 49, 51, 53

Keping 2 belakang      = 54, 57, 58, 59, 62, 66

Contoh perhitungan putaran engkol :

Sebuah roda gigi lurus dengan jumlah gigi 32 akan dikerjakan dengan kepala pembagi dengan keping pembagi dengan lubang 24, 25, 28, 30, 34, maka jumlah putaran engkol yang digunakan adalah

Pada hasil perhitungan penyebut pada pecahan campuran di atas haruslah disamakan dengan lubang pembagian yang ada sehingga hasilnya menjadi :

Maka untuk melakukan pembagian sebanyak 32 sisi atau gigi, putaran engkol yang diperlukan untuk membuat 1 sisi atau gigi adalah 1 putaran ditambah 6 lubang pada keping berjumlah 24 lubang. Dan diulangi sebanyak 32 kali untuk dapat menghasilkan 32 sisi atau gigi.

Untuk menghitung pertambahan lubang pada keping pembagian dapat dilihat pada gambar 1.5 :

Gambar 1.5 Penghitungan jumlah lubang

Yaitu dihitung mulai dari 0 (nol), kemudian pembatas lubang diatur untuk membatasi dari 0-6 lubang sesuai dengan perhitungan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi agar setiap melakukan pengulangan pembagian tidak terjadi kesalahan perhitungan lubang. Contoh diatas pada gambar 1.5 adalah penambahan jumlah lubang sebanyak 17 lubang.

Sumber  : Buku petunjuk roda gigi karangan Kristoforus A.M

Bahan Ajar Frais Kepala Pembagi

Kepala Pembagi (Dividing head) Kepala pembagi pada mesin Frais merupakan alat bantu yang digunakan untuk pembagian benda kerja dalam beberapa bagian yang sama, contoh aplikasinya pada proses pengerjaan pada mesin Frais adalah pembuatan roda gigi,kepala baut, mur, pisau Frais dan sebagainya. Metoda pembagian pada kepala pembagi Pembagian pada kepala pembagi konvensional dalam prakteknya secara umum dibagi dalam tiga cara tergantung tingkat pembagian yang diinginkan yaitu pembagian langsung , pembagian tak langsung dan pembagian difrential. Pembagian langsung Apabila pembagian benda kerja tidak terlalu banyak atau pembagian yang tidak menghasilkan bilangan pecahan, dapat dilakukan pembagian langsung dengan menggunakan piring pembagi tetap (fixed dividing disk) dengan jumlah lubang 24 lubang dan kemungkinan pembagiannya adalah 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24 Pembagian tak langsung Apabila pada pembagian menghasilkan bilangan pecahan (tidak genap) maka harus menggunakan alat bantu pembagian piring pembagi dengan jumlah lubang yang bervariasi dan dapat dipertukarkan . Pada pembagian tak langsung secara umum digunakan rumus sebagai berikut : N = 40/Z N = Pembagian pada kepala pembagi Z = Jumlah pembagian 40 = Perbadingan roda cacing dan ulir cacing pada kepala pembagi (1 : 40) Pada mesin Frais ACIERA umumnya mempunyai 3 piring pembagi yaitu No 1. No 2 dan No 3, setiap nomor mempunyai lubangsebagai berikut : No. 1 No. 2 No. 3 27 – 31 – 34 – 41 – 43 33 – 38 – 39 – 42 – 46 29 – 36 – 37 - 40 Lubang Lubang Lubang Contoh : Apabila akan membuat roda gigi dengan jumlah gigi 25, berapakah pembagian pada kepala pembagi. N = 40 / Z = 40 / 25 = 1. 15/25 atau 1 24/40 Artinya 1 putaran + 24 lubang pada piring pembagi dengan jumlah lubang 40 (piring pembagi No 3) Pembagian diferential Pembagian difrential dilakukan apabila tidak dapat dilakukan dengan pembagian tidak langsung, hal ini berlaku untuk bilangan yang tidak dapat dibagi diatas 50. Dalam prosesnya digunakan alat bantu gear box set yang harus ditentukan perbandingannya melalui rumus sebagai berikut : R = K (N’ – N) / N’ R = Perbandingan roda gigi gear box N’ = Jumlah pembagian pendekatan N = Jumlah pembagian sebenarnya K = Perbadingan roda cacing dan ulir cacing pada kepala pembagi (1 : 40) Apabila untuk memenuhi perbandingan roda gigi gear box digunakan 2 buah roda gigi (R = B/D) maka : N’ > N diperlukan 1 roda gigi prantara N’ < N diperlukan 2 roda gigiperantara atau tanpa roda gigi perantara Apabila untuk memenuhi perbandingan roda gigi gear box digunakan 4 buah roda gigi (R = A . B/ C . D) maka : B N’ > N diperlukan 2 roda gigiperantara atau tanpa roda gigi perantara N’ < N diperlukan 1 roda gigi prantara Contoh : Apabila diperlukan pembagian 157, maka 157 tidak dapat dibagi dengan metoda pembagian tidak langsung, harus dengan metoda pembagian diferential : R = K (N’ – N) / N’ = 40 (160 – 157) / 160 Jumlah pembagian pendekatan (N’) diambil 160 Perbandingan (Ratio) 0,75 = 0,75 ( N’ > N ) untuk pnyusunan roda gigi pada kotak roda gigi dapat diperoleh dari tabel dan dari tabel R = 24 . 48 / 24 . 64 Dengan keterangan bahwa roda gigi 24 menggerakkan roda gigi 24 dan gigi 24 seporos dengan gigi 64 dan gigi 64 menggerakkan 48 Roda gigi lurus (spur gear) Roda gigi lurus adalah salah satu komponen pemindah daya yang sangat umum dijumpai mesin otomotif, mesin ndustri dan mesin perkakas. Roda gigi lurus untuk tujuan produksi dapat dibuat secara masal dengan mesin khusus roda gigi dan dapat dibuat secara partial dengan menggunakan mesin freis, untuk pembuatan roda gigi lurus harus mengetahui karakteristik roda gigi dan rumus-rumus perhitungan roda gigi lurus dan dalam perihungan roda gigi dikenal dengan 2 cara yaitu Metrik Modul (M) dan Diametral pitch (DP) seperti yang akan dibahas sebagai berkut : Rumus perhitungan roda gigi lurus Keterangan : DK = Diameter kaki PD = Diameter pitch TD = Diameter kepala H = Tinggi gigi Z = Jumlah gigi M = Modul gigi DP = Diametral Pitch Sistem Modul (M)  PD Sistem Diametral Pitch (DP) atau  . M t  PD  Z.M TD  Z. M  2 M Add  1. M Ddm  1,25 . M H M  Add  Ddm  Metrik Modul Z DP  Banyaknya gigi setiap inchi Z (inchi ) DP Z 2 TD   DP DP 1 Add  DP 1,157 Ddm  DP H  Add  Ddm PD  Contoh Perhitungan : Apabila akan membuat roda gigi dengan modul (M) 2 jumlah gigi roda gigi 25 tentukan ukuran atau dimensi yang diperlukan untuk pembuatan roda gigi tersebut : a) Untuk proses pembubutan harus menghitung diameter kepala (TD) roda gigi TD = Z. M + 2 M = 25 . 2 + 2 . 2 = 54 mm b) Untuk proses mesin frais harus memhitung tinggi gigi (H), dan pembagian pada kepala pembagi H = Add + ddm N = 40 / Z = 1. M + 1,25 M = 40 / 25 = 1 .2 + 1,25 . 2 = 4,5 mm = 1 24/40 Nomor pisau potong Pisau potong roda gigi setiap Modul (M) dan setiap DP terdiri dari 8 pisau, pemakaian setiap pisau akan tergantung pada jumlah roda gigi yang akan dibuat, berikut tabel untuk pemilihan pisau potong contoh: apabila membuat roda gigi Modul 2 dengan jumlah gigi 50 maka pisau potong yang digunakan adalah pisau potong No 6 atau 35 – 54 (lihat tabel) Modul (M) Diametral Pitch (DP) No. Cutter Aplikasi No. Cutter Aplikasi 1 12 - 13 1 135 - rack 2 14 – 16 2 55 – 134 3 17 – 20 3 35 – 54 4 21 – 25 4 26 – 34 5 26 – 34 5 21 – 25 6 35 – 54 6 17 – 20 7 55 – 134 7 14 – 16 8 135 - rack 8 12 - 13 6.3.3 langkah pembuatan roda gigi lurus 1) Menghitung ukuran diameter luar untuk proses pembubutan berdasarkan modul / DP gigi dan jumlah gigi yang akan dibuat. 2) Membuat bakalan roda gigi lurus pada mesin bubut dengan ketentuan ukuran dari hasil perhitungan (gunakan mandrel) 3) Seting benda kerja, benda kerja diharapkan cocentrik untuk menghindari bentuk gigi yang tidak sama. 4) Pemilihan pisau potong, pisau potong harus sesuai sesuai jumlah rada gigi yang dibuat (lihat tabel no roda gigi) 5) Menentukan pembagian pada kepala pembagi sesuai dengan jumlah gigi yang dibuat 6) Setting pisau potong dimana posisi benda kerja sumbu pisau potong sejajar dengan sumbu 7) Proses pemotongan, pastikan mur pengikat benda kerja dan pengikat mandrel mengikat sempurna kemudian lakukan pemotongan bertahap untuk menghidari kesalahan dan kerusakan. 8) Lakukan pemeriksaan dan pengukuran ketepatan roda gigi 6.4 RODA GIGI MIRING/HELIK Roda gigi helik adalah roda gigi poros sejajar yang mempunyai bentuk gigi miring/menyilang saling berlawanan terhadap pasangannya, pasangan roda gigi ini pada umumnya digunakan untuk memindahkan daya dengan beban besar dengan putaran tinggi karena bentuk giginya yang mampu memindahkan momen atau putaran melalui gigi tersebut dapat berlangsung secara halus (tidak berisik). Rumus berikut adalah rumus yang digunakan untuk menentukan parameter yang diperlukan untuk pembuatan roda gigii pada mesin Frais standart. 6.4.1 Sistim Modul (M) Keterangan : DK : Diameter kaki (mm) PD : Diameter pitch TD : Diameter kepala (mm) H : Tinggi gigi (mm) Add : Adendum (mm) Ddm : Dedendum Φ : Sudut helik M : Modul Z : Jumlah gigi Rumus sistim modul (M) Nama Simbol Rumus Perhitungan Diameter pitch PD PD = Z . M / cos φ Diameter kepala TD TD = PD + 2. M (mm) Tinggi gigi H H = Add + Ddm (mm) Addendum Add Add = 1. M (mm) Dedendum Ddm Ddm = 2,25 . M (mm) Lebar gigi B No Cutter ZP B = 10 x M ZP = Zn / Cos3 φ Zn = Jumlah gigi normal 6.4.2 Sistem DP (Diametral Pitch) Rumus sistem DP (Diametral Pitch) DP = Banyaknya gigi setiap satu inch (mm) Nama Simbol Rumus Perhitungan Diameter pitch PD PD = Z. / DP cos φ (inchi) Diameter kepala TD TD = PD + 2./DP Tinggi gigi H H = Add + Ddm (inchi) Addendum Add Add = 1 / DP (inchi) Dedendum Ddm Ddm = 1,157 / DP (inchi) (inchi) 6.4.3 Perhitungan Ratio gear bok pada pembuatan roda gigi helik R  LW Lead benda kerja  LM Lead mesin π . PD Tg. LM  i x a x P LW  Keterangan : Lead/kisar= Jarak tempuh setiap satu putaran ulir Ulir tunggal > Lead/kisar = pitch Ulir ganda = 2 Pitch i > Lead/kisar = Jenis ulir (ganda / tunggal) atau no of start a. = Ratio kepala pembagi dalam 1 putaran benda kerja P = Pitch ulir (jarak antar puncak ulir) LW  φ π . PD Tg. Maka : Gigi C menggerakkan gigi A, gigi A dipasang 1 poros dengan gigi D, gigi D menggerakkan gigi B R  A C . B . D Catatan : - Pasangan gigi gear box dengan 1 perantara digunakan untuk membuat roda gigi helik kiri - Pasangan gear box dengan 2 perantara atau tanpa perantara digunakan untuk membuat roda gigi helik kanan 6.4.4 Langkah Pembuatan Roda Gigi Helik Contoh : Bila akan membuat roda gigi helik dengan ketentuan sebgai berikut : Modul gigi = 2 , Jumlah gigi = 50 gigi, helik kiri dan sudut helik = 180. Berikut sebelum proses pemesinannya terlebih dahulu menetukan parameter yang diperlukan untuk pembuatan tersebut sebagi berikut : 1. Menghitung diameter pitch (PD) PD = Z . M / cos φ = 50 . 2 / cos 18 = 105,14 mm 2. Menghitung diameter kepala (TD) TD = PD + 2. M = 105,14 + 2 . 2 = 109,14 mm 3. Menghitung tinggi gigi (H) H = Add + Ddm = 1. M + 1,25 . M = 1 . 2 + 1,25 . 2 = 4,5 mm 4. Menghitung ratio gigi pengganti / gear box (R) R = LW / LM LW = π PD / Tg φ = π. 105,14 / Tg 18 = 1016,06 mm LM = i . a . P i = 1 ( karena ulir tranfortir meja mesin jenis ulirnya tunggal) a = 40 ( karena perbandingan kepala pembagi yang digunakan 1 : 40 atau satu putaran benda kerja = 40 putaran tuas pemutar kepala pembagi) P = 4 ( Pitch ulir tranfortir mesin yang digunakan adalah 4 mm) LM = 1 x 40 x 4 = 160 mm R = 1016,06 / 160 = 6,3503 Untuk penyusunan roda gigi gear box dengan R = 6,3503 dapat dilihat pada table (lembar lampiran) dari table diperoleh Gigi A = 100, Gigi B = 86, gigi C = 56 dan gigi D = 24 sehingga penyusunannya sebagai berikut : R = A . B / C . D = 100 . 86 / 56 . 24 Gigi C menggerakkan gigi A, gigi A seporos dengan gigi D, gigi D menggerakkan gigi B ( lihat gambar penyusunan) 4. Pembubutan bakalan roda gigi, bubut dengan

17. Roda gigi dengan jumlah gigi 18 akan dibuat dengan sistim pembagian sederhana. Apabila perbandingan transmisi antara roda gigi cacing dengan ulir cacing = 40 : 1 dan tersedia piring pembagi berlubang 18, maka putaran engkol pembaginya adalah ....

A. 2 putaran + 16 lubang

B. 2 putaran + 10 lubang

C. 2 putaran + 8 lubang

D. 2 putaran + 6 lubang

Dokumen tersebut menjelaskan tentang kepala pembagi/dividing head dan jenis-jenis pembagian yang dapat dilakukan, yaitu pembagian langsung, pembagian sederhana, pembagian diferensial, dan pembagian sudut. Kemudian memberikan contoh perhitungan untuk setiap jenis pembagian tersebut.

Dokumentasi hasil pengukuran

Order number : ...................

Object name : ...................

Drawing number : ...................

Part number : ...................

Amount : ...................

Parameter-Parameter Mesin Frais

Parameter Perhitungan Mesin Frais

Mesin Frais Tipe Planer

Mesin frais planer adalah jenis mesin yang digunakan dalam jenis operasi yang berat. Spindel mesin dapat diatur dalam arah vertikal ataupun horizontal. Pada mesin frais planer, gerakkan meja berfungsi untuk memberi kecepatan dalam proses penyayatan.

Mesin Frais Tipe Manufaktur atau Bed Type

Mesin frais ini memiliki ukuran yang besar, berat, dan kokoh. Pergerakan meja pada mesin ini terbatas pada sudut tertentu untuk penyetelan silang maupun vertikal, dengan kata lain mesin tipe ini hanya berfungsi memberikan umpan atau mendekatkan benda kerja agar terpotong.

Mesin milling tipe ini terdiri dari 3 kategori, yaitu:

Pao Fong CNC Milling Machine PF-8SCNC

Mesin frais tipe bed (bed type) memiliki produktivitas yang lebih tinggi daripada mesin frais tipe kolom dan lutut. Kekakuan mesin yang baik, serta tenaga mesin yang biasanya relatif besar, menjadikan mesin ini banyak digunakan pada perusahaan manufaktur.

Apa itu Mesin Milling (Milling Machine)?

Milling atau proses pemesinan frais adalah sebuah proses penyayatan atau pemotongan benda kerja atau logam dengan pemotong/pisau frais (milling cutter) yang bergerak berputar.

Hasil dari proses pemesinan ini didapatkan dengan cepat karena jumlah gigi pemotong yang banyak yang mengitari benda kerja sehingga kecepatannya sangat tinggi.

Proses ini mampu mengerjakan benda kerja dalam permukaan sisi datar, tegak, miring, bahkan alur roda gigi.

Mesin frais atau milling machine adalah salah satu alat manufaktur yang sangat umum digunakan di toko-toko mesin dan industri untuk memproduksi produk berpresisi tinggi dan suku cadang dalam berbagai bentuk dan ukuran.

Mesin milling juga dapat menampung satu atau beberapa pemotong sekaligus. Dengan demikian, dapat melakukan berbagai macam operasi dengan akurasi yang tinggi.

Mesin frais berfungsi untuk membentuk berbagai macam benda kerja menjadi bentuk yang rata, miring/ menyudut, sejajar, melengkung, dan bentuk-bentuk lainnya baik yang beraturan ataupun tidak beraturan.

Mesin Frais Tipe Kolom dan Lutut

Mesin ini dibuat dalam bentuk mesin frais vertikal dan horizontal. Kemampuan melakukan berbagai jenis pemesinan adalah keuntungan utama pada mesin jenis ini. Pada mesin ini, meja (bed), dudukan meja, dan lutut dapat digerakkan. Namun, mesin ini memiliki kekurangan dalam hal kekakuan dan kekuatan penyayatannya. Contoh dari jenis mesin ini adalah mesin frais tangan, mesin frais vertikal, mesin frais horizontal, dan mesin frais universal.

Mesin frais tangan (hand milling machine) adalah mesin frais paling sederhana yang gerak feeding-nya dikendalikan dengan tangan. Mesin ini tidak memiliki gerak otomatis. Cocok untuk pekerjaan frais ringan.

Rong Fu Milling & Drilling RF-31 series (Bench Type)

Mesin frais vertikal (vertical milling machine) adalah mesin frais yang sumbu spindelnya tegak lurus dengan meja. Mesin frais vertikal hanya memiliki alat pemotong atau pisau yang berorientasi vertikal yang dapat dinaikkan atau diturunkan.

Pao Fong Vertical Milling Machine PF-3S

Mesin frais horizontal (horizontal milling machine) dilengkapi dengan spindel horizontal dan dipasang sejajar dengan meja mesin. Mesin frais ini dikhususkan untuk membuat alur simultan (simultaneous grooves) pada pelat karena memungkinkan untuk menempatkan beberapa pemotong frais di samping satu sama lain. Mesin frais horizontal memberikan hasil penyayatan chip yang lebih baik daripada mesin frais vertikal.

Pao Fong Horizontal Milling Machine PF-6H

Mesin frais universal memiliki arbor yang dapat dipasang pada spindel dengan posisi mendatar dan juga dapat dipasang pada posisi tegak. Pemasangan pisau atau pemotongnya dapat dilakukan pada posisi horizontal dan juga vertikal.

Prinsip Kerja Milling Machine

Pada mesin milling atau mesin frais, objek logam disayat atau dipotong (atau dikenal dengan istilah feeding) dengan sistem gerakan alat potong yang memutar. Objek dijepit di atas meja mesin dan pemotong multi-gigi berputar pada spindel.

Gerakan meja mengontrol umpan benda kerja terhadap pemotong yang berputar. Pemotong ini dipasang pada spindel atau arbor dan berputar pada kecepatan yang diinginkan.

Permukaan yang disayat bisa berbentuk datar, menyudut, atau melengkung. Benda kerja bergerak berlawanan terhadap pemotong dan mengeluarkan logam dari permukaan untuk menghasilkan bentuk yang diinginkan.

Mesin Frais Tipe Spesial

Mesin frais tipe spesial umumnya digunakan untuk operasi penyayatan dengan produktivitas atau duplikasi yang sangat tinggi. Dengan menggunakan mesin frais ini maka produktivitas mesin akan sangat tinggi, sehingga ongkos produksi menjadi rendah, karena mesin jenis ini tidak memerlukan pengaturan yang rumit.

Mesin frais tipe spesial dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu:

Pao Fong NC Milling Machine PF-6SH-PLC

Mesin milling atau mesin frais adalah salah satu perkakas yang umum digunakan dalam berbagai operasi industri manufaktur.

Pada artikel ini Anda akan mengetahui pengertian, prinsip kerja, bagian-bagian mesin, jenis-jenis mesin, serta kelebihan dan kekurangan dari mesin milling.

Bagian-Bagian Mesin Milling

Berikut ini adalah bagian-bagian utama dari mesin milling:

Alas adalah bagian terbawah dari mesin milling yang berfungsi sebagai pondasi. Alas mesin berisi reservoir pendingin (coolant) yang digunakan selama operasi pemesinan yang membutuhkan pendingin.

2. Kolom atau Badan Mesin

Kolom adalah kerangka penopang utama yang menopang semua mekanisme penggerak seperti spindel, tuas, motor penggerak dan dudukan meja.

3. Dudukan Meja (Saddle)

Dudukan meja berada di antara meja dan lutut mesin frais. Bagian ini dapat digerakkan maju dan mundur, serta dapat dikunci ke bagian lutut.

4. Meja Mesin (Table)

Meja mesin dipasang di atas dudukan meja (saddle) yang dapat diputar secara horizontal ke kedua arah.

Lutut memiliki 2 alur yang saling tegak lurus, salah satu dipasang dengan meja mesin dan yang lainnya dipasang dengan kolom mesin.

Dapat digerakkan secara vertikal dan memiliki roda gigi yang mengatur gerakan tersebut.

Spindel berfungsi sebagai penggerak atau pemutar alat potong dan arbor. Spindel digerakkan oleh motor listrik melalui roda gigi.

Arbor adalah bagian mekanis mesin milling yang terpasang pada spindel pada posisi horizontal sehingga ikut berputar bersama spindel.

Fungsi arbor adalah sebagai ekstensi spindel (terutama tipe horizontal) dan sebagai pemegang pisau frais yang berputar sesuai dengan arah pergerakannya.

8. Penahan Arbor (Arbor Support)

Penahan arbor adalah bagian dari mesin yang menahan atau menyangga arbor bergerak dengan stabil. Secara umum, terdapat 2 jenis penahan arbor yang digunakan pada mesin frais.

Yang pertama memiliki lubang bantalan berdiameter kecil dengan diameter maksimum 1 inci. Yang kedua memiliki lubang bantalan berdiameter besar hingga 23/4 inci.

Pemotong frais adalah alat potong yang berfungsi sebagai penyayat benda kerja dalam bentuk dan ukuran yang bervariasi.

10. Lengan (Over Arm)

Lengan adalah balok horizontal yang terdapat di atas kolom dan bertindak sebagai penopang arbor.

Ram adalah sebuah lengan pada mesin milling vertikal yang ujungnya dihubungkan secara langsung dengan bagian kolom mesin.

Metode Pada Proses Milling

Terdapat 2 jenis metode milling berdasarkan arah pemotongan (cutting direction), yaitu:

1. Frais Naik (Up Milling)

Metode frais naik disebut juga dengan frais konvensional (conventional milling). Pada metode frais naik, logam disayat dalam bentuk serpihan kecil oleh pemotong yang berputar melawan arah pergerakan benda kerja.

Pada jenis ini, ketebalan chip minimum pada awal pemotongan dan maksimum pada akhir pemotongan, sehingga gaya potong menjadi bervariasi di setiap pergerakan gigi pemotong frais.

Kekurangan dari up milling adalah gaya potong dan hasil akhir permukaan yang cenderung buruk. Namun, karena prosesnya yang lebih aman, metode ini umum digunakan.

2. Frais Turun (Down Milling)

Metode frais turun disebut juga dengan climb milling. Pada metode frais turun, logam disayat dengan pemotong yang berputar ke arah yang sama dengan umpan benda kerja.

Ketebalan chip maksimum pada awal pemotongan dan minimum pada akhir, gesekan yang terlibat lebih sedikit sehingga lebih sedikit panas yang dihasilkan antara permukaan pemotong dan benda kerja.

Keuntungan lainnya adalah metode ini memakai daya yang lebih rendah karena tidak perlu mendorong meja ke pemotong.

Ukuran Milling Machine

Ukuran mesin milling ditentukan oleh:

Selain faktor di atas, jumlah kecepatan spindel, jumlah umpan, kelancipan spindel, daya yang tersedia, ruang lantai yang dibutuhkan dan berat bersih mesin juga diperlukan untuk spesifikasi tambahan.