Di Balik Penggunaan Daun Jati
Foto: Nasi Jamblang (Istockphoto.com)
Daun jati dipilih oleh Nyonya Pulung sebagai pembungkus nasi jamblang karena daun jati bertekstur kasar dan tidak mudah sobek.
Tekstur itu membuat nasi yang sudah dibungkus tidak akan cepat basi walaupun terbungkus dalam waktu yang cukup lama.
Selain itu, para pekerja yang berasal dari wilayah Selatan Cirebon seperti Sindangjaya dan Cisaat menjadikan daun jati ini sebagai pelindung kepala di saat panas terik.
Daun jati juga digunakan sebagai pembungkus tempe di beberapa daerah.
Daun jati yang digunakan sebagai pembungkus nasi jamblang atau tempe itu miliki banyak manfaat...
Sega Jamblang atau nasi jamblang merupakan salah satu sajian kuliner khas Cirebon yang cukup populer. Rasanya yang nikmat dan harganya yang cukup terjangkau membuat nasi jamblang banyak digemari oleh berbagai kalangan masyarakat.
Sekadar diketahui, Sega jamblang menjadi satu dari 13 karya budaya di Jawa Barat yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2023.
Di Cirebon sendiri, ada banyak penjual nasi jamblang. Baik yang berupa warung sederhana maupun rumah makan modern. Jadi, bukan hal sulit untuk menemukan penjual nasi jamblang saat berkunjung ke Cirebon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dari banyaknya warung atau rumah makan yang menjual nasi jamblang, ada satu yang cukup legendaris. Warung makan tersebut bernama Nasi Jamblang Tulen yang kini dikelola oleh sepasang suami-istri Yogi (49) dan Rini Budiati (48).
Mereka merupakan generasi ke lima yang menjalani usaha turun temurun dari perintis pertama pembuat nasi jamblang, yakni H Abdulatif dan istrinya Ny Tan Piaw Lun atau Mbah Pulung.
detikJabar sempat menyambangi warung Nasi Jamblang Tulen yang beralamat di Desa Kasugengan Lor, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon. Dilihat dari fasad depan, rumah makan itu sama seperti rumah makan pada umumnya.
Pada bagian depannya terdapat tulis Nasi Jamblang Tulen yang menjadi merk dagang dari rumah makan tersebut. Saat memasuki warung makan itu, ada banyak lauk pauk yang tersedia di atas meja. Lauk pauk itu antara lain mulai dari sambal goreng, tempe goreng, sayur tahu, pepes jamur, dan masih banyak lagi.
Kemudian, di salah satu bagian dinding di dalam warung makan itu, terpampang sebuah foto yang menampilkan gambar sepasang suami-istri. Mereka adalah Kusdiman dan Hj Tien Rustini. Mereka merupakan orang tua dari Yogi yang sebelumnya mengelola rumah makan Nasi Jamblang Tulen.
Di era mereka juga lah warung makan tersebut diberi nama Nasi Jamblang Tulen. Selain menampilkan gambar Kusdiman dan Hj Tien Rustini, pada foto itu juga terdapat sebuah tulisan yang menjelaskan tentang sejarah singkat dari nasi jamblang.
Jadi, selain bisa menikmati nasi jamblang dengan berbagai macam lauk pauknya, pengunjung juga bisa menambah wawasan tentang asal usul lahirnya nasi jamblang khas Cirebon.
Bicara soal menu nasi jamblang di rumah makan ini, ada beragam lauk pauk yang tersedia. Dan yang menjadi ciri khas dari nasi jamblang ini adalah daun jati yang digunakan sebagai pembungkus nasi.
Hingga saat ini, cara-cara itu masih dipertahankan oleh Yogi bersama istrinya Rini Budiati yang kini mengelola warung makan Nasi Jamblang Tulen. Nasi yang disediakan bagi para pengunjung masih dibungkus dengan menggunakan daun jati.
"Kalau pakai daun jati nasi jadi lebih pulen, lebih awet dan lebih tahan lama," kata Rini saat berbincang dengan detikJabar baru-baru ini.
Setiap satu bungkusnya, ukuran nasi di warung nasi jamblang umumnya hanya sekepal tangan. Sehingga bagi orang-orang yang ingin menikmati makanan ini, biasanya akan menghabiskan minimal dua bungkus nasi.
Menurut Rini, dari sekian banyaknya lauk pauk yang tersedia, salah satu yang tidak boleh terlewat saat ingin menikmati nasi jamblang adalah sambal goreng.
"Sambal jamblang yang pasti yang jadi ciri khasnya. Terus juga ada daging laos. Terus kalau di sini itu yang jadi best sellernya itu sayur tahunya," kata Rini.
Sebagai informasi, nasi jamblang merupakan salah satu sajian kuliner khas Cirebon yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Dikutip dari laman Disbudpar Kabupaten Cirebon, sega jamblang merupakan sajian kuliner khas Cirebon yang sudah ada sejak tahun 1847.
Asal usul lahirnya sega jamblang ini bermula dari adanya pembangunan pabrik gula Gempol dan pabrik spiritus di Palimanan saat era pemerintahan Kolonial Belanda. Kala itu, pembangunan dua pabrik tersebut banyak menyerap tenaga kerja yang berasal dari warga sekitar maupun dari wilayah lain.
Di antara mereka ada yang bekerja sebagai kuli bangunan dan ada juga yang bekerja sebagai buruh pabrik. Tidak sedikit dari para pekerja itu harus berangkat pagi-pagi buta. Terutama bagi mereka yang rumahnya jauh dari pabrik.
Sebelum melakukan aktivitasnya, para pekerja itu tentu membutuhkan sarapan. Namun untuk menemukan penjual nasi para pekerja cukup kesulitan. Sebab pada saat itu ada anggapan jika menjual nasi merupakan sesuatu yang dilarang atau Pamali.
Hal ini lah yang kemudian mendorong H Abdulatif bersama istrinya Ny Tan Piaw Lun atau Mbah Pulung membuat makanan berupa nasi bungkus dengan beberapa lauk pauk. Nasi bungkus dengan beberapa pauk itu sengaja disiapkan untuk diberikan kepada para pekerja sebagai bentuk sedekah.
Kabar adanya pembagian nasi bungkus yang dilakukan oleh H Abdulatif bersama istrinya Ny Tan Piauw Lun atau Mbah Pulung ternyata menyebar. Hingga akhirnya semakin banyak para pekerja yang meminta sarapan.
Meski begitu Mbah Pulung selalu menolak ketika para pekerja memberikan uang. Namun, para pekerja itu kemudian berinisiatif untuk memberikan imbalan alakadarnya kepada Mbah Pulung.
Kisah ini lah yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya sega jamblang khas Cirebon. Saat ini sega jamblang telah menjadi sajian kuliner khas Cirebon yang cukup populer dan banyak digemari oleh berbagai kalangan masyarakat.
Berawal dari H Abdulatif dan istrinya Ny Tan Piaw Lun, usaha pembuatan sega jamblang itu kemudian dilanjutkan oleh penerusnya dari generasi ke generasi.
Saat ini, usaha pembuatan nasi jamblang yang dirintis H Abdulatif dan Ny Tan Piaw Lun masih dilanjutkan oleh generasi ke lima mereka melalui rumah makan dengan nama Nasi Jamblang Tulen. Rumah makan itu kini dikelola oleh sepasang suami-istri Yogi dan Rini Budiati.
Rini menjelaskan tentang perjalanan bisnis nasi jamblang yang kini ia kelola bersama suaminya, Yogi. Sebelum diteruskan oleh Yogi dan Rini Budiati, Nasi Jamblang Tulen lebih dulu dikelola oleh orang tua mereka, yakni pasangan suami-istri Kusdiman dan Hj Tien Rustini. Merk dagang dengan nama Nasi Jamblang Tulen pun baru dibuat di era Kusdiman dan Hj Tien Rustini.
"Kalau nama Nasi Jamblang Tulen itu dibuat di eranya Pak Kusdiman dan ibu Hj Tien. Saya sendiri menantu, kalau anaknya Pak Kusdiman dan ibu Hj Tien itu suami saya," kata Rini, baru-baru ini.
Dibuatnya merek dagang dengan nama Nasi Jamblang Tulen ini bermula dari keinginan Hj Tien Rustini untuk mengembalikkan nasi jamblang ke cita rasa orisinal (tulen) atau cita rasa tempo dulu.
Sebab di tengah perkembangan zaman, banyak pengusaha nasi jamblang yang mulai meninggalkan cara-cara tradisional karena dianggap sulit, tidak praktis, dan lama. Untuk merealisasikan keinginannya itu, Hj Tien mulai membuka resep lama dan merekrut orang-orang yang berpengalaman di masa lalu.
Dalam menjalankan usahanya, Hj Tien pun mencari pemasok bahan baku yang berkualitas. Termasuk pemasok kayu bakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk mengolah berbagai macam masakan. Di samping itu, ia juga melatih karyawannya sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Hingga kini, usaha Nasi Jamblang Tulen masih berjalan dan diteruskan oleh keturunan Kusdiman dan Hj Tien Rustini, yakni Yogi bersama istrinya, Rini Budiati.
"Kalau saya sama suami itu generasi ke lima. Setelah bapak mertua meninggal, saya yang ngejalanin usaha nasi jamblang sama suami. Cuma sebelum mertua meninggal saya udah mulai digembleng dan ikut terjun menjual nasi jamblang," kata Rini.
Berawal dari kisah H Abdulatif bersama istrinya Ny Tan Piauw Lun atau Mbah Pulung yang memberi makan para buruh atau pekerja pabrik, saat ini nasi jamblang telah berubah menjadi makanan khas Cirebon yang banyak digemari oleh berbagai kalangan masyarakat.
From Wikipedia, the free encyclopedia
Nasi jamblang is a typical food of Cirebon, West Java. The "jamblang" term comes from the name of the region to the west of the city of Cirebon, where food vendors first sold the dish. A characteristic feature of the dish is the use of teak leaves to pack the rice. The dish is served buffet-style.[1][2][3]
Nasi jamblang is a traditional Cirebonese food originally served to the forced labourers who built the Great Post Road from Anyer to Panarukan which passes through Cirebon Regency during the Dutch colonial era.[citation needed]
Dishes available usually include chili fries, tofu, vegetables, lung/liver/meat stews, satay, potatoes, fried scrambled eggs, stewed chili fish, salted fish, and tempeh. 6°43′0″S 108°34′0″E / 6.71667°S 108.56667°E / -6.71667; 108.56667
Bila hendak ke Cirebon, jangan sampai tak sempat menyantap Nasi Jamblang. Makanan khas Cirebon tersebut merupakan sajian nasi yang disantap bersama dengan sejumlah lauk. Lauk-lauk tersebut biasanya berupa sambal goreng, tahu sayur, semur hating, perkedel, sate kentang, ari, dan telur dadar.
Selain lauknya yang beragam, ciri khas sajian nasi khas Cirebon tersebut adalah bungkusannya. Tak seperti sajian nasi lain yang dibungkus daun pisang, nasi jamblang justru dibungkus dengan daun singkong.
Ada beberapa tempat di Cirebon yang bisa kamu kunjungi, terutama bila hendak menyantap Nasi Jamblang yang enak. Beberapa tempat tersebut akan kami rekomendasikan di artikel ini. Penasaran dengan tempat-tempat tersebut? Yuk, langsung saja simak di bawah ini:
1. Nasi Jamblang Mang Dul
Tempat pertama yang bisa kamu kunjungi adalah Nasi Jamblang Mang Dul. Bisa dibilang kalau tempat ini cukup legendaris di Cirebon. Bagaimana tidak, warung nasi jamblang ini sudah di Cirebon sejak 1970 silam.
Walau tempatnya kecil, tempat makan ini memiliki menu nasi jamblang lezat dengan lauk beragam. Adapun lauk-lauk tersebut adalah tahu, paru-paru sapi, semur daging, telur orak-arik, ikan asin, dan pepes udang. Pastikan untuk datang ke tempat ini sepagi mungkin. Sebab tempat ini selalu ramai, namun tempat duduknya terbatas.
Nasi Jamblang Mang Dul bisa kamu kunjungi di alamat berikut:
Alamat : Jalan DR. Cipto Mangunkusumo No. 8, Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Cirebon, Jawa Barat 45131. No. Telepon : (0231) 206564. Jam Buka : Setiap hari pukul 05.00 02.00. Harga : Rp17.000/porsi. 2. Nasi Jamblang Pelabuhan
Seperti warung Mang Dul, tempat ini pun juga tergolong legendaris. Ciri khas nasi jamblang pada tempat ini adalah aroma nasinya yang begitu harum. Aroma nasi tersebut tak lepas dari penggunaan bungkusannya yang berupa daun jati yang masih amat muda.
Penggunaan bumbu pada sajian nasinya pun tak biasa. Konon, bumbu yang dipakai di tempat ini diolah berdasarkan resep turun-temurun. Hal itu tentu membuat cita rasanya begitu khas. Mau tahu seperti apa rasanya? Langsung saja datang ke alamat di bawah ini:
Alamat : Jalan Yos Sudarso No. 1, Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Cirebon, Jawa Barat 45111. No. Telepon : 0852-9539-2686. Jam Buka : Setiap hari pukul 06.00 15.00. Harga : Rp1.500/bungkus (nasi jamblang), Rp1.500 Rp15.000/bungkus (lauk nasi jamblang). 3. Nasi Jamblang Ibad Otoy
Tak jauh dari Nasi Jamblang Mang Dul, ada satu tempat lainnya yang harus kamu kunjungi. Nasi Jamblang Ibad Otoy adalah tempat tersebut. Seperti halnya di Mang Dul, lauk nasi jamblang pada warung ini juga beragam.
Tak hanya menyajikan nasi jamblang, warung satu ini juga menyediakan pedesan entog. Sebuah sajian daging entog dengan bumbu pedas. Tertarik mencoba menu tersebut beserta dengan sepiring nasi jamblang? Yuk, datang saja ke alamat berikut:
Alamat : Jalan DR Cipto Mangunkusumo, Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Cirebon, Jawa Barat 45131. No. Telepon : 0813-2407-7789. Jam Buka : Setiap hari pukul 07.00 23.30. Harga : Sekitar Rp20.000 Rp30.000/porsi. 4. Nasi Jamblang Bu Pitri
Tempat nasi jamblang ini letaknya persis di depan Grage Mall. Tak seperti tempat-tempat sebelumnya, tempat nasi jamblang satu ini justru buka di waktu malam. Tepatnya, pada pukul tujuh malam. Dan seperti tempat-tempat sebelumnya, tempat satu ini juga punya lauk nasi jamblang yang banyak.
Beberapa di antaranya yang recommended adalah sate kentang, sate kerang, paru goreng, perkedel, semur tahu, dan sambal. Kalau kamu mau mencoba semua lauk tersebut beserta sepiring nasi jamblang, sila datang saja ke alamat berikut:
Alamat : Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Cirebon, Jawa Barat 45131. Jam Buka : Setiap hari 19.30 00.00. Harga : Rp4.000 Rp7.000/porsi. 5. Nasi Jamblang Ibu Nur
Seperti tempat-tempat sebelumnya, tempat satu ini juga memiliki banyak lauk. Tercatat, ada puluhan lauk yang bisa kamu pilih di sini. Di antara semua lauk tersebut cumi bleketek dan perkedel jagung adalah dua lauk yang paling difavoritkan.
Hal tersebut tak lepas dari tekstur dari kedua lauk tersebut. Cumi bleketek memiliki tekstur yang empuk, tidak seperti cumi kebanyakan. Sementara perkedel jagung di warung ini memiliki tekstur yang begitu renyah. Tertarik mencoba keduanya? Yuk, datang saja ke alamat berikut ini:
Alamat : Jalan Cangkring 2 No. 34, Kejaksan, Kecamatan Kejaksan, Cirebon, Jawa Barat 45123. No. Telepon : 0851-0178-5888. Jam Buka : Senin s.d. Jumat pukul 07.00 21.00, Sabtu dan Minggu pukul 07.00 19.00. 6. Nasi Jamblang Tulen
Nasi Jamblang Tulen adalah tempat nasi jamblang yang dimiliki keturunan pelopor nasi jamblang pertama di Cirebon. Dibukanya tempat ini sendiri dilakukan guna meluruskan keaslian nasi jamblang yang sempat melenceng.
Tapi seperti di tempat lainnya, nasi di tempat ini diolah dengan memakai kayu bakar. Hal itu tentu membuat cita rasa nasinya begitu khas. Lauk yang dipakainya pun tak seperti pada umumnya. Lauk nasi jamblang di tempat ini merupakan daging dendeng.
Selain daging dendeng, masih ada lauk-lauk lainnya yang tak kalah menarik dan enak. Penasaran bagaimana rasa nasi jamblang di tempat ini? sila datang saja ke alamat lengkapnya di bawah ini:
Alamat : Jalan Jamblang No. 100, Kasugengan Lor, Kecamatan Depok, Cirebon, Jawa Barat 45155. No. Telepon : (0231) 341510. Jam Buka : Setiap hari pukul 07.00 23.00. Harga : Kurang lebih sekitar Rp5.000 Rp10.000/porsi. 7. Nasi Jamblang Kolektoran
Nasi Jamblang Kolektoran adalah tempat penjual nasi jamblang yang sudah ada sejak 1998. Nama Kolektoran pada tempat ini tak lepas dari alamat tempat ini berada. Ada beragam lauk yang tersaji di tempat ini, untuk menemani santap nasi jamblangmu nanti.
Tercatat, ada 27 jenis lauk bisa kamu temukan dan pesan di sini. Beberapa di antaranya adalah hati goreng, tempe goreng, perkedel, dan sambal. Kamu harus datang ke sini seawal mungkin soalnya nasi dan semua lauk di tempat ini selalu laris oleh pelanggan. Bagaimana kamu tertarik makan nasi jamblang di tempat ini? Bila ya, langsung saja datang ke alamat berikut:
Alamat : Jalan Kolektoran No. 25, Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Cirebon, Jawa Barat 45112. Jam Buka : Setiap hari pukul 18.00 09.00. Harga : Rp7.000/porsi.
Nasi jamblang merupakan salah satu makanan khas Cirebon. Ciri khas sajian nasi ini adalah lauknya yang banyak, serta nasinya yang dibungkus dengan daun jati. Ada beberapa tempat di Cirebon yang bisa kamu kunjungi, bila tertarik menyantap nasi jamblang di Cirebon. Beberapa di antaranya sudah kami rekomendasikan di atas. Di antara semua tempat tersebut, mana yang bakal kamu kunjungi?
Sejarah Nasi Jamblang
Foto: Nasi Jamblang (Pinterest.com)
Seperti halnya makanan khas Cirebon lainnya, nasi jamblang juga memiliki unsur sejarah yang mengakar di hati penduduk setempat.
Nasi jamblang sudah ada sejak era kolonial Belanda.
Awal mula sejarahnya, Belanda membangun tiga pabrik di kawasan Cirebon.
Pabrik gula di wilayah Gempol Palimanan dan Plumbon, serta Pabrik Spirtus di Palimanan.
Berdirinya pabrik-pabrik tersebut banyak menyerap tenaga kerja dari wilayah sekitar dan wilayah lainnya.
Para buruh yang rumahnya jauh seperti dari Sindangjaya, Cisaat, Cimara, Cidahu, Cinaru, Bobos, dan Lokong harus berangkat di pagi buta dengan berjalan kaki.
Para buruh tersebut kesulitan mencari makan untuk sarapan karena pada saat itu belum berdiri warung-warung nasi.
Masyarakat zaman dulu menganggap menjual nasi merupakan suatu hal yang dilarang atau pamali.
Ini dapat dimaklumi karena peredaran uang kala itu masih sedikit.
Karena iba, seorang pengusaha pribumi asal Jamblang, H. Abdul Latief meminta istrinya Tan Piauw Lun atau akrab disapa Nyonya Pulung untuk menyediakan sedekah makanan berupa nasi dan lauk pauk secukupnya.
Nasi itu dibungkus daun jati dan diberikan kepada buruh pabrik.
Berita pemberian sedekah dari Nyonya Pulung rupanya menyebar dengan cepat.
Permintaan sarapan bagi buruh pun semakin bertambah banyak.
Para buruh menyadari apa yang mereka makan merupakan sesuatu yang harus dibeli.
Untuk mengganti apa yang dimakan, para buruh bersepakat memberikan uang alakadarnya kepada Nyonya Pulung.
Kegiatan itu menjadi cikal bakal usaha warung nasi jamblang Nyonya Pulung.
Pada saat itu, lauk pauk nasi jamblang yang diperuntukkan bagi para buruh hanya ada tujuh macam, yaitu:
Saat ini warung Jamblang nyonya Pulung berganti nama menjadi Nasi Jamblang Tulen.
Kini bisnis turun temurun ini tetap dikelola dan berdiri dengan kesederhanaan dari generasi ke generasi dan menyebar ke seluruh Kota Kabupaten Cirebon.
Baca Juga: 15 Makanan Khas NTT, Ada Catemak Jagung hingga Sei Sapi
Nasi Jamblang, kuliner legendaris khas Cirebon, Jawa Barat (Foto: Instagram/@toekangmakan)
NASI jamblang merupakan sajian nasi lengkap khas Cirebon, Jawa Barat. Hidangan ini biasanya berupa nasi putih yang dibungkus dengan daun.
Masyarakat Cirebon biasanya menyebutnya sega jamblang. Sajian ini tidak hanya populer di Cirebon saja, untuk berbagai kawasan di Jawa Tengah dan sekitarnya juga terkenal dengan nama sego jamblang.
Mengulik asal-usulnya, nasi jamblang berasal dari desa sebelah barat Kabupaten Cirebon, yang merupakan desa asal pedagang yang mempopulerkan kuliner ini. Nasi jamblang muncul sekitar tahun 1847.
Kala itu, pemerintah kolonial Belanda sedang membangun tiga pabrik, yakni dua pabrik tebu di Plumbon dan Gempol, serta satu pabrik spiritus di Palimanan.
(Foto: Instagram/@jamblangmbakdiyani)
Berdirinya pabrik-pabrik tersebut banyak menyerap tenaga kerja dari berbagai wilayah. Para pekerja yang rumahnya jauh seperti dari Sindang Jaya, Cisaat, Cimara, Cidahu, Cinaru, Bobos, dan Lokong harus berangkat kerja sejak pagi buta dengan berjalan kaki.
Para buruh pabrik tersebut pun kesulitan mencari makan untuk sarapan karena pada saat itu belum ada warung-warung nasi seperti sekarang.
Hal itu dikarenakan masyarakat zaman dulu menganggap menjual nasi merupakan suatu hal yang dilarang atau pamali.
Lantaran merasa kasihan, seorang pengusaha asal Jamblang, H. Abdul Latief meminta istrinya Tan Piauw Lun atau alias Nyonya Pulung untuk menyediakan makanan bagi para pekerja berupa nasi dan lauk pauk secukupnya. Kemudian nasi tersebut dibungkus daun jati dan disajikan kepada pekerja pabrik. Jadilah makanan tersebut dinamakan nasi jamblang.
Meski namanya nasi jamblang, tapi hidangan ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan pohon atau buah jamblang. Justru yang menjadi ciri khasnya adalah nasi yang dibungkus dengan daun jati.
Pasalnya, jika nasi dibungkus dengan daun pisang tidak dapat bertahan lama. Namun, dari itu nasi yang bungkus dengan daun jati ini, nasi bisa bertahan lama dan tetap terasa pulen.
Hal tersebut dikarenakan, daun jati memiliki pori-pori yang dapat membantu menjaga kualitas nasi jika disimpan dalam waktu yang cukup lama.
(Foto: Instagram/@andresanugraha)
Ada banyak lauk yang cocok disantap saat menikmati nasi jamblang ini. Seperti sambal, tahu goreng, tempe goreng, sate telur, sate kentang, ikan asin, semur dan masih banyak lainnya.
Nah, bila Anda ingin bernostalgia dengan nasi jamblang, langsung aja deh merapat ke Restoran Joglo Patheya-Legendary Javanese Cuisines di Jalan Kemang Utara Raya Nomor 22, Jakarta Selatan. Dijamin kerinduan Anda dengan cita rasa khas nasi jamblang akan terobati.
Nasi jamblang adalah makanan khas Cirebon berupa nasi dibungkus daun jati, disajikan secara prasmanan dengan beragam lauk pauk.
Soal kelezatan, sepertinya tidak diragukan lagi, nasi yang dibungkus daun jati ini sudah menjadi rujukan kuliner bila wisatawan berkunjung ke Cirebon.
Nasi jamblang, makanan khas dari daerah Cirebon, Jawa Barat, adalah hidangan yang memikat dengan cita rasa dan tradisi yang kaya.
Namun dari semua itu, sangat sedikit warga Cirebon yang mengetahui bahwa ternyata nasi jamblang ini diciptakan oleh seorang keturunan China, lho.
Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai nasi jamblang di bawah ini!
Baca Juga: 8 Makanan Khas Papua yang Unik dan Lezat, Coba Yuk, Moms!